Wujudkan Sekolah Aman Tangsel Tuan Rumah Pelatihan Disiplin Positif

0
826

Banten – Baru-baru ini, sedikitnya 40 peserta yang terdiri dari guru dan komite sekolah dari 15 sekolah di kota Tangerang Selatan Banten mengikuti WORKSHOP PEMAHAMAN DISIPLIN POSITIF KEPADA PEMANGKU PENDIDIKAN dengan tema kunci, “Mewujudkan Sekolah Ramah Anak melalui Penerapan Metode Disiplin Positif”. Workshop menghadiri sejumlah praktisi pendidikan dan instruktur terkemuka, workshop diikuti cukup antusias para pemangku pendidikan Kota Tangsel, Banten.

Workshop diinisiasi Seknas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia JPPI/NEW Indonesia (Network for Education Watch) bersama Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Banten. Pelatihan berlangsung di Kota Tangsel, 11-12 September 2019.

Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji mengatakan pelatihan perdana ini digelar dengan peserta terbatas dan berharap semua sesi pelatihan dapat diserap maksimal oleh peserta.

“Pelatihan serupa secara berkelanjutan rencananya digelar lebih masif dan diharap akan ada perubahan berarti dengan penerapan metode disiplin positif guna mencegah praktik penghukuman siswa. Sehingga Indonesia dinilai mampu mewujudkan sekolah aman ramah anak secara lebih menyeluruh, tentu dengan dukungan pemangku pendidikan dan masyarakat yang lebih partisipatif, ” imbuh Ubaid.


Menurut para trainer, sedikitnya ada empat prinsip utama mencegah praktik penghukuman pada anak yang selaras semangat disiplin positif, ke empat hal tersebut adalah , Berhubungan ( Related), Menghormati Anak (Respectful), Logis (Reasonable) dan lebih dialogis.

Beberapa peserta pelatihan mengaku menemukan hal baru terkait tema pelatihan , sementara sebagian peserta lainnya makin optimis mampu menerapkan metode disiplin positif secara bertahap di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Data Right to Education Index (RTEI) 2018 menunjukkan, bahwa sekolah di Indonesia bukan tempat yang aman bagi anak-anak di luar rumah. Ini dikarenakan tingginya angka kekerasan yang terjadi di sekolah.

Salah satu hal yang kerap terjadi adalah modus mendisiplinkan siswa. Satu contoh, guru bisa bahkan diperbolehkan menggunakan cara-cara kekerasan untuk tujuan mendisiplinkan anak. Akibatnya, anak tidak menjadi disiplin tapi malah terjadi masalah berkepanjangan dan konflik kekerasan di sekolah. (Berbagai Sumber)

Leave a reply