Nadiem Bikin Kecewa NU dan Muhammadiyah, Kompak Mundur dari POP

0
429

POJOKSATU.id, JAKARTA – Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul Ulama (NU) dan PP Muhammadiyah kompak mundur dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Dua lembaga pendidikan tertua di Indonesia ini mundur dari program pendidikan nasional POP karena kecewa dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Kekecewaan NU dan Muhammadiyah beralasan, mengingat Nadiem Makarim terkesan mengucilkan NU dan Muhammadiyah yang selama ini intens mengelola pendidikan di seluruh nusantara.

Kebijakan Nadiem diprotes lantaran meloloskan lembaga pengelola dana sosial perusahaan atau CSR untuk membantu menangani pendidikan.

Dua lembaga CSR yang jadi sorotan yakni Yayasan Putera Sampoerna dan Yayasan Bhakti Tanoto. Kedua yayasan ini memperoleh dana sebesar Rp20 miliar per tahun.

Dana ‘jumbo’ ini diperuntukkan untuk memberikan pelatihan kepada tenaga pendidikan dan kepala sekolah di seluruh Indonesia.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji pun mengungkapkan, hal ini menjadi bukti bahwa Nadiem tidak mengetahui masa lalu, khususnya untuk peran NU dan Muhammadiyah dalam memberantas masyarakat buta huruf sebelum kemerdekaan Indonesia.

“Ini mungkin ketidaktahuan Mendikbud, ketika dulu awal dilantik ini memang Mas Menteri pernah bilang ‘aku nggak tau masa lalu, tapi kira-kira aku tau masa depan’. Ya ini membuktikan kebenaran itu,” terang dia kepada JawaPos.com, Kamis (23/7).

“Orang bicara pendidikan itu sebelum Indonesia merdeka, siapa yang mendidik bangsa ini? Kalau bicara ormas ya NU dan Muhammadiyah, mereka punya sekolah dan pesantren dan sudah menjalankan pendidikan sebelum Indonesia merdeka,” tambahnya.

Menurut dia, kekecewaan NU dan Muhammadiyah ini merupakan pukulan berat bagi Kemendikbud. Padahal, kedua belah pihak menganggap program ini bagus dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, namun karena adanya organisasi yang dianggap asal pilih, mereka memutuskan mundur.

“Mereka dikecewakan dengan program organisasi penggerak ini jadi ada masalah besar tentunya, yang jelas program ini bermasalah. Publik juga mempertanyakan soal kenapa ada lembaga-lembaga CSR dapat dana Gajah yang terlibat dalam program ini,” tandasnya.

Leave a reply