Mengkritik dengan Tawa: Pagelaran Stand Up Comedy di UIN Syarif Hidayatullah Soroti Isu-Isu Pendidikan

0
49

Jakarta, 14 Juni 2024, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) dan Forumpuan, sukses menggelar Pagelaran Omon-Omon Pendidikan: Stand Up Comedy War 2024. Acara yang diselenggarakan di Gedung Teater Mahmud Yunus FITK UIN Jakarta ini dihadiri oleh pemuda dan komika dari seluruh wilayah Jabodetabek.

Dalam sambutannya, Kordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia menyatakan, “Ajang ini sebagai bentuk kritik dengan cara yang asyik dan menarik sehingga dapat meningkatkan kesadaran kaum muda terhadap isu-isu pendidikan.” Stand Up Comedy War 2024 ini menjadi medium yang efektif untuk menyentil berbagai isu pendidikan dengan pendekatan yang ringan namun sarat makna, memungkinkan audiens untuk lebih jauh mengenali realitas dan situasi dunia pendidikan kita hari ini.

Ramah Handoko, selaku perwakilan dari Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat, memberikan dukungannya untuk acara ini dengan mengatakan, “Omon-omon Pendidikan sebagai ajang untuk memperbaiki carut marutnya dunia pendidikan di Indonesia.” Beliau menegaskan bahwa kritik yang disampaikan melalui humor dapat membuka ruang diskusi yang lebih luas dan menginspirasi perubahan positif dalam sistem pendidikan.

Juri yang hadir dalam acara ini adalah praktisi yang sudah berpengalaman dalam melakukan advokasi dalam bidang pendidikan, Stand Up Comedian muda yang juga aktif terlibat dalam kampanye isu-isu pendidikan, serta perwakilan Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI. Tidak hanya memberikan penilaian terhadap para komika, para juri juga mengajak kawan-kawan muda yang hadir untuk lebih peka terhadap isu-isu pendidikan serta lebih berani untuk menyuarakan keresahan mereka melalui berbagai platform.

Omon-Omon Pendidikan bukanlah ajang kompetisi stand up comedy biasa, melainkan sebuah upaya kritis dari koalisis kawan-kawan muda, pegiat pendidikan, dan jaringan masyarakat sipil yang diwakili oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia untuk bersama-sama mengawal dan mengawasi penyelenggaraan kebijakan-kebijakan terkait pendidikan agar lebih inklusif, tepat sasaran, tepat guna, dan melalui pertimbangan-pertimbangan yang bersifat holistik dan struktural.

Bahrul Alam menyampaikan aspirasinya terhadap keresahan pendidikan yang terjadi di Indonesia

DEMA FITK, JPPI, dan Forumpuan berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi contoh dan memicu inisiatif serupa di berbagai tempat, untuk terus mendorong perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.

Acara ini ditutup dengan penyerahan hadiah total 8 juta rupiah untuk 3 penampil terbaik serta hadiah tambahan sebesar satu juta rupiah untuk 2supporter terbaik, sebagai bentuk apresiasi asas antusiasme dan dukungan luar biasa selama acara berlangsung.

Comments are closed.